grass track race @kavaleri bandung |
Era 80-90-an mulut bocah cilik dengan enteng menyebut tracker idola di wilayahnya. Di Jawa, mereka fasih menyebut Soma, Daniel Tangka, Hoho dan lainnya. Barudak priangan akrab dengan aksi Benny Baong dan Asep Hendro. Di penghujung 97-an bocah cilik Banten juga masih mengelu-elukan Herry Axl. Saat itu grasstrack membumi. Grasstrack punya magnet. Bahkan pabrikan juga ikut main berbondong-bondong.
Akhir 2008, grasstrack kembali harum. Sebab kematian suri garuk tanah ini, lantaran dihajar eksistensi motocross dan road race. Tapi, sekarang teratasi. “Saat ini di banyak daerah giat dengan grasstrack,” aku Frans Tanujaya, biro olah raga roda 2 PP IMI, bidang balap tanah.
Meski dukungan pabrik belum muncul, grasstrack akan kembali ke masa kejayaan. Tak lagi di bawah bayang-bayang motocross. “Itu terjadi sejak dipisah dari motocross. Dari sisi hiburannya ada kelas senior dan FFA yang bisa terbang juga,” yakin Akbar Taufan, tracker yang baru dinobatkan juara nasional 2008.
Berarti, grasstrack kembali ke fitrah alias kesucian grasstrack zaman dulu. “Tanpa motocross, grastrack bisa saja lebih lengkap. Misalnya kelas pemula standar, harus pake motor standar yang cuma ganti ban. Lintasannya bisa dibedakan dengan senior yang pake jumping,” usul Akbar.
model by adly aka leutak |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar